Minggu, 18 April 2010

Perilaku Asertif, Kebutuhan Mahasiswa


Mahasiswa merupakan generasi muda bangsa yang akan menentukan bagaimana masa depan bangsanya. Oleh karena itu, seorang mahasiswa harus sadar akan tugas yang diembannya dan perannya yang begitu penting bagi bangsa. Mahasiswa harus bisa menempatkan dirinya pada keadaan yang tepat. Untuk dapat mewujudkan perannya sebagai generasi muda tumpuan bangsa, seorang mahasiswa perlu memiliki sikap yang memang harus ada dalam dirinya. Sikap ini sering dikenal dengan sikap asertif. Sikap asertif meliputi banyak hal, salah satunya adalah mengatakan “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan kenyataan. Hal ini berarti seorang mahasiswa harus menjunjung kebenaran dan kejujuran.

Sifat lainnya yang harus ada dalam diri mahasiswa adalah sikap selalu berpikir positif. Dengan berpikir positif, seorang mahasiswa tidak akan melihat dan menilai suatu masalah dengan dangkal, tetapi mahasiswa akan dapat menilai suatu masalah dengan jelas dan mendalam, yang nantinya dapat mengambil keputusan secara bijak.

Perilaku asertif juga meliputi sikap bertanggung jawab. Seorang mahasiswa dituntut untuk dapat mempertanggungjawabkan semua yang ia lakukan, baik dalam mengerjakan tugas maupun aktivitas lain yang sering dilakukan oleh mahasiswa di lingkungan universitas dan masyarakat. Dengan adanya rasa bertanggung jawab, maka seorang mahasiswa akan selalu siap dalam menghadapi konsekuensi dari segala hal yang ia lakukan dan berusaha menyelesaikannya dengan baik.

Seorang mahasiswa juga perlu bersikap terbuka, mandiri, dan berpartisipasi aktif. Banyaknya masalah dan tugas yang dihadapi, membuat mahasiswa terkadang membutuhkan orang lain. Di sinilah diperlukan sikap asertif dalam kerja kelompok yang sering dilakukan oleh mahasiswa. Sikap asertif yang dibutuhkan dalam kerja kelompok adalah terkait dengan kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan kelompok yang ditandai dengan keinginan untuk berkontribusi dalam kelompok, tidak mendominasi kelompok, dan memberi kesempatan orang lain untuk berpartisipasi. Sikap asertif tersebut juga terkait dengan kemampuan berkomunikasi yang ditandai mampu menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan tanpa merugikan pihak lain, mampu berkomunikasi secara lisan, tertulis, verbal, nonverbal secara jelas, sistematis tidak ambigu, menjadi pendengar yang baik, merespon dengan tepat (sesuai dengan substansi dan caranya), dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.

Dalam bekerja secara kelompok seorang mahasiswa diharapkan memiliki sikap terbuka dalam kelompoknya dan dapat bekerja sama dengan baik. Jika semua mahasiswa dapat menerapkan sifat tersebut, maka kelancaran dalam diskusi akan terwujud dan masalah akan dapat diselesaikan dengan lebih baik.

Lingkungan universitas sangat berbeda dengan lingkungan sekolah sebelumnya. Lingkungan di dalam suatu universitas lebih beragam, sehingga dibutuhkan penyesuain yang baik oleh seorang mahasiswa, di sinilah peranan sikap asertif yang menjadi kebutuhan yang penting bagi seorang mahasiswa dalam memahami dan berhubungan dengan banyak orang dalam berbagai aktivitas kehidupan di universitas, karena selain mahasiswa mendapatkan lingkungan yang baru, ia juga mendapatkan teman yang beragam dari seluruh pelosok negeri, yang tentunya memiliki budaya yang berbeda. Oleh karena itu, seorang mahasiswa harus dapat saling menghargai, manghormati, dan memahami satu sama lain. Jika antara sesama mahasiswa saling menghargai, menghormati, dan menghargai satu sama lain, akan menciptakan kehidupan kampus yang penuh dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan.

Managing Partner The Jakarta Consulting Group (2006) dalam artikelnya yang berjudul ”Memilih Asertif Bukan Agresif” menyatakan bahwa dalam membangun assertivitas terdapat beberapa pendekatan yang dapat ditempuh. Salah satunya adalah Formula 3 A, yang terangkai dari tiga kata Appreciation, Acceptance, Accommodating:

Appreciation berarti menunjukkan penghargaan terhadap kehadiran orang lain, dan tetap memberikan perhatian sampai pada batas-batas tertentu atas apa yang terjadi pada diri mereka. Mereka pun, seperti kita, tetap membutuhkan perhatian orang lain. Dengan demikian, agar mereka mau memperhatikan, memahami, dan menghargai diri kita, maka sebaiknya kita mulai dengan terlebih dahulu menunjukkan perhatian, pemahaman, dan penghargaan kepada mereka.

Acceptance adalah perasaan mau menerima, memberikan arti sangat positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang, yaitu menjadi pribadi yang terbuka dan dapat menerima orang lain sebagaimana keberadaan diri mereka masing-masing. Dalam hal ini, kita tidak memiliki tuntutan berlebihan terhadap perubahan sikap atau perilaku orang lain (kecuali yang negatif) agar ia mau berhubungan dengan mereka. Tidak memilih-milih orang dalam berhubungan dengan tidak membatasi diri hanya pada keselarasan tingkat pendidikan, status sosial, suku, agama, keturunan, dan latar belakang lainnya.

Terakhir adalah accomodating. Menunjukkan sikap ramah kepada semua orang, tanpa terkecuali, merupakan perilaku yang sangat positif. Keramahan senantiasa memberikan kesan positif dan menyenangkan kepada semua orang yang kita jumpai. Keramahan membuat hati kita senantiasa terbuka, yang dapat mengarahkan kita untuk bersikap akomodatif terhadap situasi dan kondisi yang kita hadapi, tanpa meninggalkan kepribadian kita sendiri. Dalam artian, kita dapat memperlihatkan toleransi dengan penuh rasa hormat, namun bukan berarti kita jadi ikut lebur dalam pandangan orang lain, apalagi dengan hal-hal yang bertentangan dengan diri kita. Hal ini penting sekali untuk diperhatikan agar kita mampu menempatkan diri secara benar di tengah khalayak luas, sekaligus membina saling pengertian dengan banyak orang.

Kebalikan dari sikap asertif adalah sikap agresif. Seorang mahasiswa harus menghindari sikap agresif yang merupakan sikap yang tidak mampu menempatkan dirinya pada keadaan yang tepat. Sikap ini disertai dengan rasa emosional, tergesa-gesa, tidak berpikir jernih, dan perilaku-perilaku buruk lainnya. Sikap agresif ini sangat berbahaya bagi seorang mahasiswa. Agar terhindar dari sikap agresif maka seorang mahasiswa perlu mengembangkan sikap asertif dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang mahasiswa bukanlah seorang siswa. Seorang mahasiswa dinilai telah lebih dewasa dan lebih tinggi tingkatannya daripada seorang siswa. Sikap seorang mahasiswa pun juga harus berbeda dari sikap seorang siswa, sehingga seorang mahasiswa harus menerapkan sikap asertif agar dirinya benar-benar dapat dikatakan sebagai seorang mahasiswa dan bukan sekedar seorang siswa.

Dengan perilaku asertif akan membuat seseorang merasa bertanggung jawab dan konsekuen untuk melaksanakan keputusannya sendiri. Dalam hal ini, ia bebas untuk mengemukakan berbagai keinginan, pendapat, gagasan, dan perasaan secara terbuka sambil tetap memperhatikan juga pendapat orang lain. Sehingga mahasiswa akan dapat mewujudkan perannya sebagai generasi harapan bangsa dan mampu membawa bangsa dan negara menyambut masa depan yang lebih baik.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

semua butuh kemauan dan proses kawan....!!!!!

Dimaz Julio mengatakan...

http://nanajingga.blogspot.com/2010/10/kali-ini-saya-ingin-membahas-diri-saya.html?showComment=1338981193421#c260175764890685791

Posting Komentar